Etnografi Komunikasi Basapa di Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman

Tradisi basapa ke Makam Tuanku Syekh Burhanuddin dikenal dengan nama bersafar yang dalam pengucapan lidah orang Minangkabau menjadi basapa, dimana tradisi ini merupakan wisata sejarah Islam yang terdapat di Sumatera Barat. Situasi komunikatif yaitu menggunakan bahasa nonverbal yang dipakai saat prosesi tradisi basapa berupa bersedekah atau infak, berziarah, berdoa, sholat, memakan makanan & minuman yang diletakkan diatas makam, berdzikir, tadarusan, sholawatan, ajaran tarekat syattariyah, air sumur, air kimo, menyiram batu ampa, dan mengambil pasir makam. Peristiwa komunikatif tradisi basapa merupakan sebuah tradisi tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 10 bulan safar. Dimana saat itu para penziarah maupun masyarakat yang terlibat akan mengikutin serangkaian prosesi yang ada pada tradisi basapa dalam bentuk wujud syukur terimakasih kepada Syekh Burhanuddin atas apa yang telah diperjuangkan oleh beliau. Mereka percaya terdapat tujuan lain dari kepercayaan lokal yaitu dengan mengikuti tradisi basapa kita mendapatkan sebuah rezeki yang lebih, kesehatan serta terhindar dari malapetaka dan lain sebagainya. Tindakkan komunikatif yang terjadi bahwa masyarakat yang mengikuti tradisi basapa memiliki kode atau isyarat yang disepakati bersama, kode ini memiliki berbagai bentuk dan makna. Pola Komunikasi yang ada dalam prosesi basapa yaitu pola komunikasi primer, dikarenakan prosesi yang terdapat dalam tradisi basapa banyak memakai lambang verbal dan nonverbal.