Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Pengelolaan Biaya Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk Meningkatkan Pelayanan Pendidikan di MTsN 12 Pesel Kabupaten Pesisir Selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan biaya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTsN 12 Pesisir Selatan berdasarkan prosedur pengelolaan, penggunaan, dan sasaran dana BOS, mengetahui pendapat guru dan pegawai tata usaha tentang pengelolaan dana BOS di MTsN 12 Pesisir Selatan, serta mengetahui prestasi guru dan pegawai yang ditingkatkan melalui penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTsN 12 Pesisir Selatan. Metode yang digunakan yaitu metode Miles dan Huberman. Data yang digunakan diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data diambil melalui angket (kuisioner) dan dokumentasi. Data untuk tujuan pertama, kedua, dan ketiga dianalisis secara kualitatif menggunakan metode MIiles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dana BOS telah sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku. Berdasarkan informasi lapangan yang diperoleh, maka alokasi dana BOS yang diterima belum sesuai dengan anggaran yang telah dibuat. Ketidaksesuaian ini terjadi karena pada dasarnya anggaran dana yang diajukan seketika bisa berubah akibat banyaknya kegiatan-kegiatan tambahan yang anggaran dananya tidak tertulis pada anggaran dana yang diajukan seperti kegiatan bimbingan teknis guru dan pegawai, serta kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut pada dasarnya diketahui beberapa minggu sebelum pelaksanaan, oleh sebab itu anggaran kegiatan tidak tertulis pada pengajuan alokasi dana BOS. Dana BOS di MTsN 12 Pesisir Selatan digunakan untuk pengembangan profesi guru, dimana guru-guru diberikan program atau kegiatan untuk meningkatkan kualitas guru. Guru di MTsN 12 Pesisir Selatan diikutsertakan dalam pelatihan pendidikan dan seminar guru. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada sekolah lebih memanfaatkan dana BOS untuk peningkatan kualitas fasilitas sarana prasarana yang mendukung proses pembelajaran siswa terutama penyediaan labor bahasa yang belum ada, selain itu peran komite sekolah dan pemerintah lebih ditingkatkan pemantauan dan menambah jumlah alokasi dana BOS agar disesuaikan dengan kebutuhan sekolah sebagai upaya peningkatan kualitas sekolah.